Senin,22 September 2014
Penceramah:Ibu Siti Aisyah
Manfaat Silaturahmi Dalam Islam
Silaturahmi
artinya tali persahabatan atau tali persaudaraan, sedangkan bersilaturahmi
yaitu mengikat tali persahabatan. Jadi, untuk mengikat tali persahabatan itu
kapan saja waktunya, dan tidak boleh diputuskan, harus dilanjutkan oleh anak
dan keturunannya.
Kita
pun sebagai umat Islam telah diperintahkan oleh Allah SWT untuk menjaga
hubungan silaturahmi (Q.S. An-Nisaa: 1). Sebagai umat Islam, perintah Allah
Shubhanallaahu wa Ta'la itu harus dipatuhi. Orang yang mematuhi perintah Allah
Shubhanallaahu wa Ta'la itu adalah orang yang bertakwa. Takwa artinya
terpeliharanya sifat diri untuk tetap taat dan patuh melaksanakan perintah
Allah Shubhanallaahu wa Ta'la serta menjauhi segala apa yang dilarang-Nya.
Kini
dapat kita mengerti, betapa pentingnya silaturahmi dalam Islam. Maka melihat
pentingnya silaturahmi tersebut, berikut merupakan 10 manfaat Silaturahmi
menurut Abu Laits Samarqandi, yaitu:
1.
Mendapatkan ridho dari Allah Shubhanallaahu wa Ta'la.
2.
Membuat orang yang kita dikunjungi berbahagia. Hal ini amat sesuai dengan sabda
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, yaitu "Amal yang paling utama
adalah membuat seseorang berbahagia."
3.
Menyenangkan malaikat, karena malaikat juga sangat senang bersilaturahmi.
4.
Disenangi oleh manusia.
5.
Membuat iblis dan setan marah.
6.
Memanjangkan usia.
7.
Menambah banyak dan berkah rejekinya.
8.
Membuat senang orang yang telah wafat. Sebenarnya mereka itu tahu keadaan kita
yang masih hidup, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka merasa
bahagia jika keluarga yang ditinggalkannya tetap menjalin hubungan baik.
9.
Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan
rasa kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan
persahabatan.
10.
Menambah pahala setelah kematiannya, karena kebaikannya (dalam hal ini, suka
bersilaturahmi) akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu
mendoakannya.
Kita
adalah mahluk sosial yang tidak akan berdiri sendiri pasti,berteman
berkumpul,mengobrol.Allah sudah menetapkan bagimu Hubungan saling berkunjung
ada kepedulian sama-sama ingin tahu kabar masing-masing.Orang yang tidak mau
bertanya berarti sombong,egois.Allah tidak menginginkan kepada kita orang yang
acuh dan masa bodoh terhadap sesamanya.
Bertanya
kepada orang lain itu sudah menjadikan pahala kita bertambah,dan Allahpun
mewajibkan kita untuk bersilaturahim,dan penghubung karena kamu adalah mahluk sosial yang tidak
akan hidup berdiri sendiri.
Islam menyuruh umatnya memperbanyak silaturrahmi dengan
siapapun dan dimanapun. Sebab dalam kehidupan keseharian, setiap individu
selalu membutuhkan orang lain dan tidak bisa hidup sendiri. Silaturahmi
merupakan ibadah yang sangat mulia, mudah dan membawa berkah.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam beliau bersabda:
Artinya: “Sesungguhnya Allah menciptakan seluruh makhluk.
Sampai ketika Allah selesai menciptakan semua makhluk, maka rahim pun berkata,
“Inikah tempat bagi yang berlindung kepadanya dari terputusnya silaturahim?’
Allah menjawab, “Benar. Tidakkah kamu senang kalai Aku akan menyambung orang
yang menyambungmu dan memutuskan orang yang memutuskanmu?” Rahim menjawab,
“Tentu, wahai Rabb.” Allah berfirman, “Kalau begitu itulah yang kamu miliki.”
Setelah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika kalian mau,
maka bacalah ayat berikut ini: Maka apakah kiranya jika kalian berkuasa maka
kalian akan berbuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan
kalian? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya
telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (QS. Muhammad: 22-23).
(HR. Al-Bukhari no. 5987 dan Muslim no. 2554)
Dari Anas bin Malik radhiallahu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Dari Anas bin Malik radhiallahu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Artinya: “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezkinya,
dan ingin dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung silaturrahmi.”
(HR. Al-Bukhari no. 5986)
Dari Abdullah bin ‘Amr dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bahwa beliau bersabda:
Artinya: “Orang yang menyambung silaturrahmi bukanlah
orang yang membalas akan tetapi orang yang menyambung silaturrahmi adalah orang
yang menyambungnya ketika dia itu terputus.” (HR. Al-Bukhari no. 5991)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwasanya ada seorang
laki-laki yang pernah berkata, “Ya Rasulullah, saya mempunyai kerabat. Saya
selalu berupaya untuk menyambung silaturahim kepada mereka, tetapi mereka
memutuskannya. Saya selalu berupaya untuk berbuat baik kepada mereka, tetapi
mereka menyakiti saya. Saya selalu berupaya untuk lemah lembut terhadap mereka,
tetapi mereka tak acuh kepada saya.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Jika benar seperti apa yang kamu katakan, maka kamu seperti
memberi makan mereka debu yang panas, dan selama kamu berbuat demikian maka
pertolongan Allah akan selalu bersamamu.” (HR. Muslim no. 2558)
Islam menganjurkan untuk menyambung hubungan dan bersatu
serta mengharamkan pemutusan hubungan, saling menjauhi, dan semua perkara yang
menyebabkan lahirnya perpecahan. Karenanya Islam menganjurkan untuk menyambung
silaturahim dan memperingatkan agar jangan sampai ada seorang muslim yang
memutuskannya. Dan Nabi shalllallahu alaihi wasallam mengabarkan bahwa bukanlah
dikatakan menyambung silaturahmi ketika seorang membalas kebaikan orang yang
berbuat kebaikan kepadanya, yakni menyambung hubungan dengan orang yang senang
kepadanya.
Akan tetapi yang menjadi hakikat menyambung silaturahmi
adalah ketika dia membalas kebaikan orang yang berbuat jelek kepadanya atau
menyambung hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan dengannya.
Nabi shallallahu alaihi wasallam mengabarkan bahwa
balasan disesuaikan dengan jenis amalan. Karenanya, barangsiapa yang menyambung
hubungan silaturahminya maka Allah juga akan menyambung hubungan dengannya, dan
di antara bentuk Allah menyambungnya adalah Allah akan menambah rezekinya,
menambah umurnya, dan senantiasa memberikan pertolongan kepadanya.
Sebaliknya, siapa saja yang memutuskan hubungan
silaturahimnya maka Allah juga akan memutuskan hubungan dengannya. Dan ketika
Allah sudah memutuskan hubungan dengannya maka Allah tidak akan perduli lagi
dengannya, Allah akan menjadikannya buta dan tuli, dan menimpakan laknat
kepadanya. Dan siapa yang mendapatkan laknat maka sungguh dia telah dijauhkan
dari kebaikan dan rahmat Allah Ta’ala yang Maha Luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar